Prosedur masuk ke SD di Jepang untuk orang tua

Setelah lama vakum dalam menulis blog, akhirnya saya putuskan untuk menghidupkan kembali blog saya yang hampir kadaluarsa. Alhamdulillah, informasi login masih ada sehingga tidak perlu untuk membuat yang baru. Sebenarnya sudah sejak lama saya ingin bercerita kembali melalui blog ini tapi dikarenakan kesibukan lain yang lebih mendesak, perumpaannya seperti sang mantan, tiba-tiba ingat tapi selalu menjadi hal yang mudah untuk dilupakan, he..he..

Alhamdulillah di bulan yang baik ini, Ramadhan 1443H, saya urungkan niat saya untuk kembali mengabadikan pengalaman saya tinggal di Jepang. Semoga bisa bermanfaat, Aamiin.

Pekan lalu, anak perempuan saya yang paling besar, Michiko, memulai perjalanan kehidupan SDnya (小学校, baca: shougakkou). Ya, tidak terasa memang, dia sudah tumbuh menjadi anak yang solehah, penurut dan mudah untuk diajak bicara. Tiga tahun yang lalu, Michiko memulai kehidupan akademisinya di TK (幼稚園, baca: youchien). Seperti semua anak pada umumnya, karena keterbatasan bahasa, kita sempat khawatir bagaimana dia akan beradaptasi dengan lingkungan barunya. Alhamdulillah sekarang bahasa Jepangnya sudah fasih (ペラペラ, baca: perapera) dan bahkan saya selalu belajar kosakata baru darinya. Sekolah di Jepang fokus kepada pelatihan kedisiplinan dan kemandirian agar mereka bisa hidup mandiri kelak dan siap bila terjadi bencana alam. Ya, warga Jepang sudah tidak asing lagi dengan bencana alam seperti gempa, typhoon dan tanah longsor. Tidak seperti di amerika, pemerintah Jepang tidak memberi nama kepada typhoon tapi memberi nomor karena kwantitasnya yang cukup banyak. Di TKnya yang dulu, Michiko diajarkan untuk meletakkan semua pada tempatnya, contohnya ketika masuk gedung TK, dia diajari untuk mengganti sepatunya dengan sepatu indoor (上履き, baca: uwabaki) dan meletakkan di kotak sepatu yang tempatnya sudah dialokasikan dan dipersiapkan untuk semua anak. InshaAllah dikesempatan lainnya saya akan coba membuat blog yang lebih detil mengenai kehidupan anak TK di Jepang.

Sewaktu saya masih kecil, seringkali saya dihimbau untuk makan ikan agar pintar seperti orang Jepang. Memang makanan berperan penting kepada pertumbuhan, tetapi saya baru mengerti kepintaran warga Jepang itu dikarenakan keseriusan pemerintah Jepang dalam pendidikan anak-anak. Proses masuk ke SD di Jepang dimulai 6 bulan sebelum upacara masuk sekolah (入学式, baca: nyuugakushiki). Alurnya kira-kira seperti gambar dibawah ini:

1. Sekitar bulan Oktober, pemerintah setempat memberikan selembaran notifikasi untuk cek kesehatan (就学時健康診断通知書, baca: shuugakuji kenkoushindan tsuuchisho). Di selembaran itu tertulis waktu dan tempat cek kesehatannya dan biasanya diadakan pada bulan November di SD yang akan dituju.

2. Anak-anak dicek kesehatannya (健康診断, kenkou shindan) dari pendengaran, penglihatan, gigi, dan ada juga sesi konsultasi dengan pemerintah bila ada kekhawatiran. Di sesi ini lah saya bisa menyampaikan/berdakwah tentang berbagai hal mengenai ajaran agama Islam. Salah satu yang utama adalah perihal makanan, karena dari SD anak-anak mendapatkan makanan siang (給食, baca: kyuushoku) dari pemerintah. Untuk anak perempuan, lebih baik juga bila disampaikan di awal bahwa nantinya mereka akan memakai hijab, dan untuk laki-laki bisa juga diberitahukan mengenai Solat Jumat. Perihal makanan saya ditelpon beberapa waktu setelah sesi ini selesai. Pada awalnya pihak sekolah menawarkan untuk melihat menu kyuushoku beserta dengan ingredientnya dan mengganti makanan yang tidak bisa dimakan dengan membawa bentou dari rumah, tetapi setelah saya lihat, selain susu, 90% tidak bisa dimakan karena mengandung babi, daging yang tidak halal, mirin, dsb. Sehingga saya memutuskan untuk membeli susu saja (牛乳のみ, baca: gyuunyuu nomi). Biaya kyuushoku sekitar ¥4,600 per bulannya dan bisa turun bila kita mengambil opsi susu saja. Agar tidak dikenakan biaya full, perlu untuk mengisi formulir perubahan biaya makan siang (学校給食費区分変更届, baca: gakkou kyuushokuhi kubun henkou todoke). Contoh: https://www.city.kawasaki.jp/880/cmsfiles/contents/0000121/121366/kyusyoku-kubunhenkou.pdf.

3. Di bulan Januari, pemerintah setempat akan mengirim postcard (ハガキ, baca: hagaki) perihal waktu admisi sekolah (入学期日・学校指定通知, baca: nyuugakukijitsu gakkoushiteitsuuchi).

4. Akhir Januari sampai dengan akhir Februari diadakan orientasi untuk orang tua (保護者説明会, baca: hogosha setsumei kai) di sekolah masing-masing yang tujuannya untuk memberitahukan kepada orang tua murid perihal perlengkapan dan prosedur yang perlu dipersiapkan sebelum sekolah dimulai. Karena kita sudah sempat menyekolahkan Michiko ke youchien, kami tidak begitu kaget akan buanyaknya dokumen yang diterima. Ya, orang Jepang memang sangat detil dalam membuat dokumentasi. Pada waktu-waktu awal tinggal di Jepang kita sempat berfikir bahwa orang Jepang cukup lebay dalam hal ini, tetapi kita mulai mengerti bahwa ini menunjukkan keseriusan mereka dalam merencanakan sesuatu. Inilah salah satu alasan mengapa kereta di Jepang bisa tepat waktu, kenapa tingkat kecelakaan Shinkansen sangatlah minim dan mengapa warga Jepang terlihat tabah dan kuat bila terjadi bencana alam. Prosedur dan dokumennya dibuat sedetil mungkin agar semuanya bisa berjalan dengan lancar.

5. Mekarnya bunga sakura pertanda bawa tahun ajaran baru dimulai. Bukan sekolah saja tetapi banyak perusahaan di Jepang mengawali tahun fiskalnya di bulan April. Pada minggu pertama bulan ini saya menghadiri upacara penerimaan murid SD (入学式, baca: nyuugakushiki). Nyuugakushiki ini adalah acara yang penting sehingga pada umumnya orang tua dan anak” memakai baju formal. Pada acara tersebut anak” duduk dengan rapi dan mendengarkan pidato yang dibawakan oleh kepala sekolah dan juga menyanyikan lagu kebangsaan Jepang.

Dari sekarang Michiko tidak antar jemput lagi ke sekolahnya. Bersama dengan teman SDnya yang lain mereka serentak pergi ke sekolah barunya dengan berjalan kaki dan pulang sendiri langsung ke rumahnya. Alhamdulillah Jepang adalah salah satu negara yang paling aman, minim kriminal. Memang tasnya cukup berat dan dia harus berjalan 10 menit ke sekolahnya, tapi inshaAllah ini akan menjadi pengalaman yang berharga untuk dirinya. Ganbatte ne Michiko…

Angga ’22

Segregasi sampah Jepang vs Indonesia

Jepang itu negara yang sangat teratur. Salah satu contohnya dalam hal membuang sampah. Disini tempat sampah tidak banyak seperti di Indonesia, tetapi hebatnya sampah tidak berserakan dimana mana. Setelah dicermati, orang Jepang biasanya menyimpan sampah mereka di kantong, tas, plastik, dll sampai mereka menemukan tempat sampah umum. Dan tempat sampah ini biasanya dipisahkan: mudah terbakar (combustible) seperti makanan, tisu,dll, dan tidak mudah terbakar (non-combustible) seperti plastik. Di Indonesia, budaya membuang sampah pada tempatnya memang belum menjadi kebiasaan, apalagi bila harus memisahkan sampah berdasarkan kategorinya. Hmm…

Sebagai contoh, di jalanan Indonesia saya sering melihat kaca mobil tiba-tiba diturunkan di lampu stopan, lalu entah kulit kacang, tisu, bahkan botol Aqua terbang keluar. Saya pun pernah mengalami langsung sang nenek tersayang membuang tisu dari dalam mobil hehehe dan saya pun menegur. Hal ini memang sudah menjadi hal yang wajar dan dapat dimaklumi. Berbeda sekali dengan kebiasaan di Jepang dimana mereka terbiasa membuang sampah pada tempatnya dan sesuai dengan jenisnya. Bahkan, orang jepang yang mabuk pun membuang kaleng bir pada tempatnya!. すごいね

Kategori Sampah

Sampah rumah pun ada peraturannya sendiri. Di Jepang, sampah rumah dikategorikan menjadi beberapa bagian (setiap wilayah mempunyai kebijakan yang berbeda). Kita ambil contoh di kota Yokohama (横浜市), sampah dibagi menjadi 10 kategori:

segregasisampah1. 燃えるごみ (moerugomi) – Sampah mudah terbakar: makanan, kertas, dll.

2. 燃えないごみ(moenaigomi) – Sampah sukar terurai: plastik.

3. 乾電池 (kandenchi) – Baterai.

4. スプレー缶 (supurē kan) – Kaleng semprot: parfum kalengan, cat kaleng, dll.

5. プラスチック製容器包装 (purasuchikku seiyōkihōsō) – Tempat berbahan plastik (bisa di recycle): tupperware, etc.

6. 缶、びん·ペットボトル (kan, bin· pettobotoru) – Kaleng minum, botol, PET plastik botol.

7. 小さな金属製 (chīsana kinzoku-sei) – Kaleng kecil seperti kaleng kornet, tuna, dll.

8. 古紙 (koshi) Kertas bekas: majalah, koran, karton susu, dll.

9. 古着 (furugi) Pakaian bekas.

10. 粗大ごみ (sodaigomi) Sampah besar: lemari, meja, mesin cuci, dll.

Yang menarik adalah membuang sampah besar seperti lemari, mesin cuci, spring bed, dll., perlu membayar ke kantor kecamatan dan biayanya juga tidak murah. Hmm…

Hari Pembuangan Sampah

Di Jepang, buang sampah diatur berdasarkan hari (wow!). Sebagai contoh di kota Yokohama:

(1) Household Garbage, Spray Cans, Non-burnable Garbage, Used Dry-cell Batteries – 2 hari seminggu (di area saya hari Senin dan Jumat).

(2) Cans, Glass Bottles, PET Bottles, Small Metallic Items – 1 hari seminggu (di area saya hari Sabtu).

(3). Plastic Containers dan Packaging – 1 hari seminggu (di area saya hari Selasa).

(4). Recycle Paper & Used Cloth – 2 kali sebulan (minggu pertama dan ketiga).

Di setiap area dekat rumah biasanya ada tempat pembuangan sampah yang dilengkapi dengan jaring. Kenapa ada jaring? karena disini banyak burung gagak yang gemar mengobrak-abrik sampah. Karena itu, penduduk disini disarankan untuk membuang sampah di pagi hari pada hari pemungutan sampah. Mungkin di Indonesia tidak ada burung gagak tapi fungsinya diambil alih oleh orang gila…hehehe.

Nah untuk kamu yang akan tinggal di Jepang, baru sampai di Jepang atau punya cita-cita untuk tinggal disini, segregasi sampah itu mudah saja. Ikuti tips berikut:

  1. Cek website kota dimana anda tinggal dan cari jadwal pemungutan sampah dan cara membuang sampah. Contoh: http://www.city.yokohama.lg.jp/kanagawa/kurashi/en/information/ dan http://www.city.yokohama.lg.jp/shigen/sub-shimin/dashikata/img/english.pdf
  2. Pisahkan sampah berdasarkan jenisnya dari awal. Sebagai contoh, saya dan istri punya empat tempat sampah dan diatasnya kami tempel stiker jenis tempat sampah agar kita tidak lupa. Tempat sampah dan stikernya kami beli di 100 yen shopphoto-(1)
  3. Alasi tempat sampah dengan plastik agar sampah basah tidak menempel dan meninggalkan bau tidak sedap di tempat sampah.
  4. Buang sampah pada waktunya terutama sampah basah seperti bekas makanan. Walaupun sudah tertutup jaring, terkadang kucing bisa mencium bau tulang ikan yang harum.
  5. Beli plastik transparan dan putih untuk menampung sampah. Fungsinya agar tukang sampah mudah mengidentifikasi jenis amapah yang ada di dalamnya.
  6. Bersihkan kaleng-kaleng makanan dan botol minuman terlebih dahulu seperti kaleng kornet, tuna, kardus susu, botol cola, dll. Bila tidak dibersihkan, setelah beberapa hari akan mengeluarkan bau tidak sedap.
  7. Untuk PET botol, lepaskan dulu plastik yang menempel di botol itu. Biasanya plastiknya untuk brand produk itu seperti Aqua dengan plastik berwarna biru dll. Pisahkan juga tutup PET botolnya. Terakhir, remas PET botol tersebut seperti iklan Aqua, bisa dengan diputar atau diinjak.
  8. Cardboard, majalah, koran bekas bisa ditumpuk dan ditali secara rapi dengan tali rafia seperti gambar dibawah.

kertasDalam Islam, hadis menyebutkan bawah kebersihan itu sebagian dari Iman. Sebagai negara dengan populasi muslim tertinggi di dunia seharusnya kita malu mengapa negara lain seperti Jepang yang penduduk mayoritasnya non-muslim lebih sadar dalam hal kebersihan.

Tidak ada kata terlambat. Mari kita mulai dari sekarang membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan.

Angga ’14

Penyakit Cacar

Musim cacar datang dan pergi bagaikan angin. Tidak ada yang mengetahui kapan dan darimana wabah ini datang, but one thing we know for sure… You either get it now or later. Saya termasuk salah satu dari sekian banyak yang diberikan kesempatan untuk merasakannya setelah menginjak dewasa. Dokter mengatakan cacar menjadi extreme bila kita terjangkit penyakit ini ketika kita sudah dewasa dibandingkan waktu kecil. Biasanya, cacar akan tumbuh lebih banyak dengan bentuk yang lebih besar. Orang dewasa pun akan lebih merasakan efeknya karena beberapa akan timbul di bagian wajah yang bila tidak diobati dengan baik, akan meninggalkan bopeng atau kawah kawah kecil. Lewat tulisan ini saya ingin berbagi kepada kalian symptoms/tanda-tanda cacar dan bagaimana cara mengobatinya.

Symptoms cacar yang paling mudah dikenal adalah red rash atau bentol merah yang jumlahnya cukup banyak di seluruh badan. Tetapi terkadang sebelum bentol merah ini muncul, penderita mungkin merasakan mild flu symptoms yang gejalanya sebagai berikut:

  • Tidak enak badan.
  • Demam, temperature diatas 38 derajat Celcius.
  • Punggung terasa linu.
  • Sakit kepala.
  • Hilangnya nafsu makan.

Cek ke dokter bila anda atau anak anda merasakan gejala-gejala ini.  Bila anda atau anak anda positif terkena cacar, lakukan pencegahan penyebaran penyakit ini dengan meng-isolasi penderita cacar. Cacar  bisa menular lewat udara/ airborne, dan masa inkubasinya biasanya sekitar 1 – 2 minggu.

Pengobatan.

Ada 2 fase yang perlu diketahui: basah dan kering.

Fase pertama terjadi sewaktu cacar masih terlihat basah menyerupai cacar air. Kawah cacar sendiri biasanya terlihat bening seperti air. Untuk pengobatannya bisa menggunakan bedak TALK SALYCIL (bedak anti gatal) yang bisa didapatkan di apotek. Usapkan bedak 2 kali sehari setelah mandi pada pagi dan sore hari. Oh ya… Ada 2 school of thoughts: mandi dan tidak. Jaman dahulu, banyak yang berpendapat bahwa mandi dapat berakibat kepada pecahnya cacar sehingga virus akan menyebar ke bagian kulit lainnya. Sekarang, dokter menganjurkan untuk mandi dengan tujuan menjaga agar kulit tidak kotor dan mudah untuk terititasi. Mandi juga dikatakan dapat mengurangi rasa gatal pada pendererita cacar. Gunakan sabun antiseptik seperti Dettol untuk menghilangkan kuman dan bakteri pada kulit.

Fase kedua terjadi bila kawah cacar sudah terlihat mengeruh dan pada akhirnya menjadi hitam. Untuk kawah yang mengeruh, tetap gunakan bedak TALK SALYCIL sampai cacar itu menjadi hitam. Lalu gunakan salep yang biasanya diberikan oleh dokter menggunakan resep. Setahu saya setiap dokter punya racikannya masing-masing. Biasanya cacar yang kering akan terasa gatal sekali dan kebanyakan anak-anak akan menggaruknya. Biarkan kerak (hitam dan kering) lepas dengan sendirinya agar terhindar dari bopeng (lubang berbekas).

Cara pengobatan alternatif tradisional:

  1. Mandi air garam dikatakan dapat mempercepat proses pengeringan cacar. Efek sampingnya rasa perih pada cacar.
  2. Parutan jagung muda yang dioleskan ke bekas cacar bisa menghilangkan noda bekas cacar.

Sumber: pengalaman.

Mindset Lalu Lintas Indonesia dan Inggris

Dari pengalaman saya, inilah perbedaan pola berpikir pengendara kendaraan bermotor di Indonesia dan Inggris:

1. Inggris: pakai seatbelt untuk kesalamatanmu.

Indonesia: pakai seatbelt agar tidak ditilang oleh pak polisi.

2. Inggris: nyalakan lampu indicator (sen) sebelum melakukan manuver.

Indonesia: turunkan jendela dan keluarkan tangan agar manuver berhasil.

3. Inggris: injak rem bila lampu lalu lintas kuning menyala.

Indonesia: tancap gas bila lampu lalu lintas kuning menyala.

4. Inggris: berhenti selama lampu merah masih menyala.

Indonesia: lihat kanan kiri dan tancap gas bila tidak ada kendaraan bermotor sewaktu lampu merah masih menyala.

5. Inggris: kurangi kecepatan dan beri jalan bila kendaraan di depan kita menyalakan lampu indicator.

Indonesia: tancap gas dan salip kendaraan depan bila lampu indicator mereka menyala.

6. Inggris: kurangi kecepatan dan nyalakan lampu bila ada kendaraan yang mau lewat. #monggo sir.

Indonesia: tancap gas dan nyalakan lampu bila ada kendaraan yang mau lewat. #minggir loe!

7. Inggris: jangan ngebut karena ada sensor kecepatan yang bersembunyi.

Indonesia: jangan ngebut karena ada pak polisi yang bersembunyi.

8. Inggris: semua penumpang wajib memakai seatbelt.

Indonesia: penumpang depan saja yang pakai seatbelt, yang dibelakang hanya aksesoris belaka.

Ayah, anak dan unta

Pada suatu hari seorang ayah dan anak hendak bepergian ke negara nun jauh disana. Karena perjalanan yang mereka harus tempuh sangat jauh, maka mereka pun membawa satu-satunya unta yang mereka miliki. Di tengah perjalanan sang ayah melihat anaknya terlihat sangat lelah sekali karena sudah berjalan jauh. Maka si ayah pun menyuruh anaknya untuk menaiki sang unta, sementara si ayah berjalan menuntun unta tersebut. Mereka pun melewati sebuah desa. Penduduk di desa itu berkomentar: “Kurang ajar kalii tuh anak, masa bapaknya yang sudah bangkotan gitu disuruh jalan. Dianya enak-enakan duduk di atas unta!”. Sang ayah mendengar ucapan penduduk di desa itu, maka setelah melewati desa itu sang ayah pun meminta anaknya untuk turun dari unta dan berjalan kaki bersamanya. Mereka pun melewati desa kedua. Penduduk desa itu pun berkata: “bujug buneng!, tolol kali mereka. Unta segede itu kagak dimangfaatin ama sekali!”. Si ayah mendengar percakapan penduduk desa itu, lalu ia pun menaiki sang unta dan menyuruh anaknya untuk duduk bersamanya di atas unta tersebut. Mereka pun melanjutkan perjalanannya. Akhirnya mereka tiba di desa ketiga. Penduduk di desa itupun berkata: “wong edan! Sungguh tidak berkehewanian tuh bapak dan anak. Unta dah tua gitu masa dinaikin berdua!”. Sang ayah, anak dan unta pun lalu berkata: “cape deeeeeh!”.

Moral dari cerpen ini adalah kita tidak bisa membahagiakan semua orang karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda. Just be yourself and smile :).

Pohon vs Binatang

Pada suatu hari ada sebuah pohon besar yang sangat subur. Pohon itu sangat tinggi, memiliki ranting yang panjang dan daun yang sangat lebat sehingga para binatang senang sekali berteduh dibawahnya. Singa, beruang, dan binatang buas lainnya berterima kasih kepada sang pohon karena selalu memberikan keteduhan dibawah teriknya matahari. Suatu ketika sang pohon berpikir: saya selalu menolong mereka (binatang); saya memberikan keteduhan, kenyamanan dan tempat nongkrong untuk mereka, tapi apakah saya pernah diberi pertolongan oleh mereka?. Sang pohon pun bertanya kepada binatang: “hey singa, beruang, selama ini saya telah memberikan banyak pertolongan kepada kalian, tapi apa imbalannya buat saya, pertolongan apa yang bisa kalian berikan kepadaku?”. Para binatang pun tidak bisa menjawab. Sang pohon pun lalu mengusir para binatang karena dianggap tidak bisa membalas pertolongan yang ia beri. Keesokan harinya, seorang penebang kayu melewati pohon itu. Ia pun lalu berkata pada dirinya: “Wah ini hari keberuntunganku, sudah lama aku ingin menebang pohon ini tetapi selalu ada hewan buas yang menjaganya. Ini saat yang tepat buatku untuk menebangnya”. Penebang itu pun lalu mengeluarkan kapaknya dan mulai menebang pohon itu. Sang pohon pun menjerit kesakitan dan merengek: “Singaaa…. Beruaaaang… Tolonglah dirikuuu”. Sayangnya binatang-binatang itu sudah jauh meninggalkan sang pohon karena telah diusir olehnya. Sang pohon pun akhirnya tumbang.

Moral yang bisa diambil dari cerpen ini adalah, janganlah kalian pamrih bila memberi pertolongan karena menolong orang lain berarti menolong dirimu sendiri.

*diambil dari cerita seorang ustad :D.

Day (40) of 365

Can you see the that little baldy spot on Aqilah’s forehead? I shall explain coz I don’t think that I have. In Islam, there is this religious doings for newborn baby called Aqiqah. It basically means to celebrate for the newborn baby by slaughtering lambs or cows and then to shave the baby’s head clean. Now what happened was that the one that was supposed to shave my niece’s hair was a religious man who happened to be old. As he was cutting the hair, we could see that the hand was trembling!… we could not let anything happen to the baby so we stopped it and thought that it should be done later :D.

It is pretty difficult to have my niece look directly into the camera so candid is the way to go!. I always experiment with many angles and see which one looks more natural and distinctive.

Camera settings: ISO 800 | 24-105@105mm | f/4.0 | 1/30 sec.

Day (39) of 365

I am pretty sure that Aqilah is trying to say: “What up, Uncle!”. She is getting chubbier by days, how cute.

She does not actually look as chubby real life, maybe it is the camera effect because I zoom in to close to her face. But it looks cute though… Babies are supposed to be chubby, otherwise adults like myself cannot pinch their chubby cheek :D.

Camera settings: ISO 800 | 24-105@105mm | f/4.0 | 1/80 sec.

Day (38) of 365

Sometimes I wonder what under 6 month babies think about everyday. Aqilah seems to have a lot in her mind already. I am sure that she will be a smart girl when she’s grown up!.

The toys on the bouncy chair makes a great foreground. I experimented with different angles; took one with Aqilah’s face inside the circle too but it kinda squeezed the face a bit too much. This one is just right as it isolated the face inside the toys.

Camera info: ISO 800 | 24-105@60mm | f/4.0 | 1/25 sec.

Day (37) of 365

BLUR WARNING! Most of the time I delete blurry pictures right on the camera. But this time, I am glad that I decided to do otherwise. Aqila does not smile often and when she does the picture is blurry… ouch!. What matters is the moment though, and thats the first rule of photography: “Capture the moment”. I should really upgrade my camera to one with much higher ISO (mine is maxed out at 1600). If you have unused one, Canon DSLR that is that can go beyond ISO 1600, fell free to send it to my house :D. Happy to pay the delivery :D. Anyways, I am gonna cheat a little here :P. The next 3 pictures are taken from 8th February. Did not take any photographs between 5th and 8th.

Took the picture inside. Could have used ISO 1600 but am prety sure the image would have came out blurry too.

Camera info: ISO 800 | 24-105@45mm | f/4.0 | 1/20 sec.