Ayah, anak dan unta

Pada suatu hari seorang ayah dan anak hendak bepergian ke negara nun jauh disana. Karena perjalanan yang mereka harus tempuh sangat jauh, maka mereka pun membawa satu-satunya unta yang mereka miliki. Di tengah perjalanan sang ayah melihat anaknya terlihat sangat lelah sekali karena sudah berjalan jauh. Maka si ayah pun menyuruh anaknya untuk menaiki sang unta, sementara si ayah berjalan menuntun unta tersebut. Mereka pun melewati sebuah desa. Penduduk di desa itu berkomentar: “Kurang ajar kalii tuh anak, masa bapaknya yang sudah bangkotan gitu disuruh jalan. Dianya enak-enakan duduk di atas unta!”. Sang ayah mendengar ucapan penduduk di desa itu, maka setelah melewati desa itu sang ayah pun meminta anaknya untuk turun dari unta dan berjalan kaki bersamanya. Mereka pun melewati desa kedua. Penduduk desa itu pun berkata: “bujug buneng!, tolol kali mereka. Unta segede itu kagak dimangfaatin ama sekali!”. Si ayah mendengar percakapan penduduk desa itu, lalu ia pun menaiki sang unta dan menyuruh anaknya untuk duduk bersamanya di atas unta tersebut. Mereka pun melanjutkan perjalanannya. Akhirnya mereka tiba di desa ketiga. Penduduk di desa itupun berkata: “wong edan! Sungguh tidak berkehewanian tuh bapak dan anak. Unta dah tua gitu masa dinaikin berdua!”. Sang ayah, anak dan unta pun lalu berkata: “cape deeeeeh!”.

Moral dari cerpen ini adalah kita tidak bisa membahagiakan semua orang karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda. Just be yourself and smile :).

Leave a comment